21.11.15

When The Alarm Goes On!

Sepulang kerja. Jam 10 malam. Buka kulkas. Ada es krim magnum.

IT'S A WAR!!

Jangan, pi! Udah malem!
Kan bukan karbohidraaat!
Tapi es krim, woy! Manis!
Tapi kaan magnum mini doang!
Tutup kulkasnyah, cepetan!
Bentar, ngadem..
Alesan!
Dibilangin cuman ngadem!

Kemudian sayah udah lagi sibuk nyari tempat sampah untuk buang bungkus es krim. I lost in my own war. Tapi itu bukan bagian terburuknya. Setelah makan, sayah akan merasa bersalah. Post-war dialogue is always the worst.

Nyesel kan, lu?
Bangeet! Gimana, dong?
Auk! Capek gua..


Begitulah pesan Hulkbuster untuk sayah.


Rasa bersalah dan menyesal bukan hal yang asing buat sayah, meski konteksnya bukan melulu tentang makan. Hehehe.

Sebagai makhluk yang punya roller coaster mood, sepertinya sayah sering khilaf. Entah diperkataan, perbuatan, atau bahkan sekedar pikiran yang belum disampaikan. Lately, sayah kurang aware sama hal itu. 

Kalau kata Nouman Ali Khan, not letting our mood affect the way we treat people is a forgotten sunnah.

Iyah, sayah lupa sama sunnah yang satu itu. Berusaha mengesampingkan suasana hati dan tetap berkata dan berbuat baik kepada orang lain. Sayah lupa. Dan sayah merasa bersalah. Does apologizing enough?

Iyah, minta maaf ituh baik. Mohon ampun pada Allah itu baik.
Tapi ternyata merasa bersalah pun baik.
Masa?

Dalam salah satu khutbahnya, Nouman Ali Khan juga sempat cerita soal rasa bersalah. Dia bilang, guilt is a gift from Allah warning you that what you are doing is violating your soul.

Rasa bersalah itu bisa jadi peringatan dari Allah lewat hati kecil kita, bahwa Hey, seharusnya kamu nggak seperti itu! Seperti alarm kecil di belakang mobil yang berbunyi lebih cepat saat mobil hampir menabrak sesuatu. Alarm kecil yang menjaga kita lebih berhati-hati dan tidak sakit hati.

Guilt is a gift! Iyes, itu adalah berkah, hadiah, dari Allah. Bayangkan kalau Allah membiarkan sayah tanpa peringatan? Semua perbuatan buruk saya lakukan tanpa merasa bersalah. Ibaratnya alarm mobil tadi, bagian belakang mobil sudah penyok tertabrak berkali-kali, dan masih terus ditabrakin lagih. 

Lalu, kenapa alarm itu berbunyi?

Karena mendekati sesuatu yang berbahaya. 
Bahayanya lisan sayah menyakiti orang lain. Bahayanya perbuatan sayah menzalimi orang lain. Dan bahayanya pikiran buruk sayah terhadap orang lain.

Atuh sayah musti gimana biar gak mendekati hal yang berbahaya lagi?

Mungkin.
Salah satunya adalah belajar sabar. Seperti nasihat Ali bin Abi Thalib, Aku akan bersabar bahkan hingga kesabaran pun lelah melihat kesabaranku. 

Sabar, pi..