3.10.09

17.16 --- Apapun angkanya.

Bismillahirrahmanirrahiim..


Sejak gempa bumi yang mengguncang daerah Sum-Bar dan sekitarnya, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita melihat sebuah message, e-mail, SMS, atau dalam forum komunitas dengan kalimat +- seperti ini:
Gempa kemarin terjadi pd pukul 17.16
coba liat Al-Qur'an surat 17 ayat 16..

Tidak dapat dipungkiri bahwa Al Qur'an merupakan wahyu Allah SWT, diturunkan kepada Rasulullah SAW, untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia. Untuk itu harus kita yakini juga bahwa satu-satunya yang mengetahui makna, sebab, maksud dari suatu ayat dalam Al Quran adalah Allah SWT.
Bagaimana mungkin kita tau alasan seseorang menulis buku kecuali si penulis itu sendiri yang mengatakannya pada kita. Begitu juga dengan Al Quran, hanya Allah SWT yang mengetahui pasti maksud dari setiap kata dalam Al Quran.

Buku-buku tafsir seperti yang ditulis oleh Quraish Shihab, Sayid Quthb, atau Sya'rawi adalah merupakan usaha-usaha manusia untuk menarik pelajaran kehidupan dari Al Quran. Seperti juga dikatakan Quraish Shihab dalam salah satu acara talk show di TV, atau juga seperti kutipan Syekh Muhammad Mutawwaly Sya'rawi, yang kurang lebih mengatakan bahwa, apabila dikatakan dia menulis tafsir adalah untuk menjelaskan maksud Allah menurunkan ayat-ayat Al Quran, maka dia tidak akan pernah sanggup, yang dia lakukan hanyalah berusaha memaknai dan menarik pelajaran darinya.

Karena, hal-hal mengenai sebab diturunkannya suatu ayat adalah merupakan rahasia Allah. Apakah Allah menurunkan ayat karena terjadinya suatu peristiwa di muka bumi, atau Allah menjadikan suatu peristiwa di muka bumi sehingga Dia menurunkan ayat agar manusia bisa belajar darinya? Apa sulitnya? Allah Maha Kuasa.

Kemudian mengenai angka-angka yang menunjukkan suatu surat dalam Al Quran. Hal seperti ini sudah banyak terjadi, bahkan dari sejak kejadian 11 September. Yang jadi perhatian kita adalah : Dari mana angka-angka tersebut? kenapa yang dipilih adalah waktu kejadian? kenapa tidak tanggalnya atau mungkin koordinat tempat kejadiannya? Atau malah jumlah korbannya?
memangnya ini seperti kisah film Knowing?

Sebuah catatan pengingat buat kita semua tentang sejarah penulisan Al Quran, sebagaimana ditulis dalam buku The History of The Quranic Text oleh Prof. Dr. M.M. Al-A'zami, bahwa ada perkembangan alat bantu membaca Al Quran berupa pembatas setiap ayat.
Pada zaman Rasulullah, dimana Rasul biasa membacakan ayat-ayat Al-Quran untuk kemudian ditulis sahabat-sahabatnya, Rasul tidak pernah mengatakan bahwa "ini adalah ayat satu, kemudian ini ayat 2, dst", Rasul hanya meminta untuk memberi tanda setiap kali dia berhenti membaca.
Penulis penulis Al Quran dari abad pertama hijriah menggunakan pilihannya sendiri dalam membatasi ayat tanpa mengubah satupun isi dari Al Quran. Ada yang menggunakan empat titik berderet (....), ada yang menggunakan titik segitiga, dan ada yang berbentuk titik kolom. Kemudian penulis dari abad kedua mulai memberikan tanda khusus di setiap ayat kelima atau kesepuluh dengan menggunakan titik emas. Baru kemudian pada mushaf yang ditulis oleh ahli kaligrafi Ibn al-Bawwab dan tertanggal 391 H/1000 M (disimpan pada Chester Beatty). Pada mushaf ini selain beberapa tanda khusus untuk setiap ayat kelima dan kesepuluh, beliau juga menuliskan kata-kata sepuluh, dua puluh, tiga puluh dan seterusnya. Begitu lah berkembangnya alat bantu membaca Al Quran ini sampai sekarang menggunakan angka-angka.

Jadi, bagaimana kita dapat mengatakan bahwa waktu kejadian adalah bersesuaian dengan ayat Allah nomer sekian? padahal itu hanyalah alat bantu manusia untuk membaca Al Quran, bukan dari Allah atau Rasulnya.
Al Quran bukanlah kitab ramalan seperti bukunya Nostradamus. Al Quran adalah pedoman hidup, dan setiap ayat di dalamnya adalah sebuah pelajaran untuk kehidupan kita. Apa pun nomor suratnya, apa pun nomor ayatnya.

Sungguh Allah Maha Mengetahui dan Pemberi Petunjuk.