26.9.15

Bukan Dicari tapi Dijemput.

Lagi demen-demennya nonton Masterchef Australia, nih.
Karena?
Well, those foods look ENAK BANGET!

Si Bapak sampai heran dan berulang kali nanya hal yang sama setiap kali saya sedang nonton acara masak tersebut. Suatu kali, setelah cukup lama duduk dan mencoba melihat sisi menarik dari acara favorit saya, si Bapak nyerah.

Bapak: Apa serunya, sih, pi?
Pipi: Seruuu, paak! Itu mereka harus masak yang unik dan enak, terus waktunya terbatas.
Bapak: Ah, biasa aja.
Pipi: Tuh, tuh, pak, keliatannya enak banget, tapi ternyata kata jurinya kurang enak.
Ibu: Pipi! Mending kamu sini ngaduk santen di kompor! Nonton acara masak tapi kagak bantuin masak!

Yah, intinyah, kata bapak, acara favorit saya gak ada bagus-bagusnya.
Dan kata ibu..yah..begituhlah, hahaha!

Setelah ngaduk santen, ternyata remote TV udah lagi dalam kuasa si Bapak. Ketahuilah, acara favorit si Bapak adalah semacam Animal Planet, Wild Life, atau apapun yang melibatkan adegan binatang sedang hidup normal gitu. Apa serunya coba?

Berhubung tadi si Bapak udah mencoba memahami sisi menarik acara favorit saya, jadi sekarang gantian. Akhirnya saya duduk di sebelah bapak, nonton ikan salmon berenang sambil tetap ngecek acara selanjutnya apa dan kapan acara ini habis.

Ikan salmon yang sudah dewasa dan telah berenang ke hilir harus kembali ke hulu untuk bereproduksi di sana. Nah, perjalanan hilir ke hulu inih lumayan sulit, bahkan sampai harus melompati air terjun kecil. Lompatnya dari bawah ke atas gitu lagih, bukan dari atas ke bawah. Kalu dari atas ke bawah saya juga bisa, tapi jangan deh, khawatir airnyah tumpah semuah. Back to the Salmon, pas lagi nonton ikan salmon melompat dari bawah air terjun kecil ke bagian atas air terjun ini lah saya melihat hal yang amazing

Di atas air terjun, ada beberapa ekor beruang.  Mereka predator bagi ikan salmon. Sebagian dari mereka sibuk menyibak-nyibak air sungai untuk menangkap ikan salmon, tapi sebagian lainnya hanya cukup membuka mulut maka ikan salmon yang melompat dari bagian bawah air terjun akan langsung masuk ke mulut mereka! Keren!
 
 
Kayak kata iklan sosis, "Tinggal lep!"


Coba bayangin kalau kita lapar dan tinggal buka mulut, terus makanan berterbangan masuk. Ayam goreng, cokelat, kue keju, sate ayam..eh sate ayam jangan deh, serem juga sih kalu sate ayam terbang masuk ke mulut. Ituh tusukannya kan agak-agak mengancam kesehatan tenggorokan, yah. Intinyaaah, that flying food is cool!

Adegan beruang makan salmon itu lah yang membuat saya berubah pikiran tentang acara favoritnya si Bapak. Karena saya jadi inget konsep "menjemput rezeki" yang sering dibahas Aa Gym dalam ceramah-ceramahnya di radio. 

Beberapa orang akan bilang "mencari rezeki" tapi nyatanya rezeki-lah yang menemukan kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjemputnya dengan cara yang baik dan niat yang benar. Jadi akan lebih tepat kalau disebut "menjemput rezeki" dibandingkan dengan "mencari rezeki".

Saat mencari sesuatu, misalnya mencari penghapus yang hilang waktu jaman sekolah. Kita akan sibuk keliling mengecek kotak pensil teman, kolong meja, pot taneman bu guru, keranjang gorengan di kantin, bahkan nanya sama temen-temen, Eh liat pengapus gw gak? Sementara si penghapus mah diem ajah menunggu kita temukan di kantong baju sendiri. 

Orang yang sedang mencari akan lebih banyak bergerak dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada hal yang dicarinya. Rezeki pun sama, dia lah yang menemukan kita!  

Tapi, kan, saya kerja jauh, 30 km dari rumah, musti kena macet, kerjaannya banyak, terus nunggu tanggal 25 dulu! Usaha saya lebih banyak dari usaha rezeki menghampiri saya, makanya saya mencari si rezeki.

Pertama, rezeki bukan melulu berarti uang.
Kedua, kata siapa usaha kita mendekat pada rezeki lebih besar dari usaha rezeki mendekat pada kita?

Saat haus di rumah?
Kita cukup berjalan dari kamar ke dapur. Mengambil gelas. Pencet dispenser. Minum.
Saat haus di jalan?
Cukup mampir di warung. Keluar uang 1000 rupiah. Tusuk sedotan. Minum.
Saat haus di kolam renang?
Tenang, sayah gak doyan minum aer kolam. 

Coba kita bandingkan dengan perjalanan si air minum untuk sampai ke perut kita. Entah dari mata air pegunungan mana, sudah mengalir berapa jauh, kemudian dijernihkan oleh orang yang kita pun enggak kenal, dikemas oleh orang yang sama juga kita enggak kenal, dibawa oleh supir-supir yang kita nggak berusaha pengen kenal juga, terus sampai ke rak jualan Ind*mart, kita beli, kita minum. 

Perjalanan rezeki kita begitu jaaauuuuh kalau dibandingkan perjalanan dan usaha kita untuk menjemputnya. Maka yang perlu kita lakukan adalah memaksimalkan usaha dan meluruskan niat. Bukan sibuk "mencari rezeki" sampai melupakan Yang Memberi Rezeki. Yakinlah, rezeki akan menemukanmu :)

Mirip dengan si beruang tadi, ada yang sibuk menyiduk ikan salmon dari air dan ada juga yang hanya membuka mulut lalu ikan salmon akan beterbangan masuk ke mulut mereka. Mungkin beruang hanya perlu berjalan sedikit ke air, tapi ikan salmon yang jadi makanan beruang sudah berenang jauuuh sekali untuk berakhir di perut si beruang. Tidak meleset satu ekor pun kalau memang takdirnyah menjadi makanan beruang.

Apapun usaha terbaik yang kita lakukan, Allah tidak akan meleset mengantarkan rezeki kepada hamba-Nya yang Ia kehendaki. Inshaa Allah..

Yaah, jadinya saya nonton acara itu sampai habis sama si Bapak.
Ternyata, lebih keren acara favoritnya si Bapak, euy! :p

ps:
Eh, jodoh juga rezeki, kan yah? Hehehe..