12.4.11

"?" Tanda Tanya buat Saya

Alhamdulillah saya nonton film TandaTanya (saya tulis begini supaya nggak terkesan saya lagi nanya yah, heheh..) di hari pertama peluncurannya -07 April 2011-. Itu saya bela2in banget cuma konsul sama dosen 10menit dan langsung naek bis pulang. Saya sampe di Platinum Screen Margo City jam 17.15 dan film dimulai 17.20

Iyah, saya nonton sendirian, ada masalah? hehe..saya kadang2 emang pergi nonton, makan, atau ke toko buku sendirian kok.
 Daaan, pendapat saya atas film ini? 10 thumbs up if i had 10 thumbs :D
filmnya benar-benar memotret apa adanya, tidak berat sebelah, seimbang lah kurang lebih begitu. Terutama penokohannya, saya sukaaaaa sekali.

Dikisahkan ada 3 keluarga. Yang pertama keluarga suami-istri Sholeh dan Menuk. Sholeh meski jadi kepala keluarga yang taat beribadah tapi suka curigation sama yang non-Islam, mulutnya juga suka kasar, dan dia belum punya pekerjaan. Sedangkan istrinya, Menuk, istri yang sholehah, ibu yang baik, dan sudah bekerja. Menuk bekerja di restoran Chinesse Food milik keluarga Tan Kat Sun. Meski menjual babi di restorannya, tapi suami-istri Cina tersebut sangat baik pada karyawan-karyawannya yang muslim. Mereka diberi waktu sholat, libur lebaran diberi sampai 5 hari, dan alat masak untuk babi dan makanan lainnya pun dipisahkan. Tapi anak mereka, Hendra, tampak tidak niat melanjutkan restoran keluarga, kerjanya keluar rumah dan mabuk2an terus. Dikisahkan suatu hari Hendra melewati rombongan orang yang mau sholat di mesjid, orang Islamnya duluan yg provokasi manggil dia "Cina-sipit", jadi dia balas teriak, "Teroris, asu!" dan berkelahi lah mereka. Keluarga yang ketiga adalah seorang janda satu anak yang memilih bercerai lalu pindah agama karena suaminya minta poligami. Rika akhirnya memilih masuk Khatolik. Dia berteman dengan seorang aktor muslim yang selalu kebagian peran penjahat atau figuran.

Cerita berjalan...oh iya yg berniat mau nonton dan males kalu udah tau duluan jalan ceritanya, saya sarankan jangan baca lanjutannya ini yah..

Akhirnya Sholeh mendapat pekerjaan, jadi Banser NU. Dia dan Menuk pun jadi rukun lagi. Sedangkan di keluarga Tan Kat Sun, papinya Hendra (aduh saya lupa namanya) sakitnya kambuh, jadi Hendra mengambil alih restoran. Di bawah management Hendra, banyak aturan baru. Tidak ada lagi waktu khusus untuk sholat bagi karyawan, pada bulan puasa restoran tidak ditutup kain, libur lebaran pun jadi hanya satu hari. Mendengar hal itu, Sholeh geram dan membawa massa untuk menyerang restoran cina itu. Ditengah huru-hara, tidak sengaja sholeh memukul papinya Hendra yg sedang sakit. Menuk marah pada Sholeh. Sholeh pun berdalih bahwa dia melakukan hal tersebut supaya dianggap "lelaki". Lain cerita, si aktor figuran itu diajak casting oleh Rika yg baru jadi aktivis gereja. Casting untuk drama Natal. Tidak tanggung2 Surya (sy inget namanya :D) terpilih jadi pemeran utama. Jadi Yesus. Dia latihan jadi Yesus di masjid, di tengah2 rutinitasnya membersihkan masjid. Awalnya beberapa umat Kristiani juga protes karena Tuhan mereka diperankan orang Islam. Kemudian tidak tanggung2, saat drama Paskah pun Surya terpilih lagi jadi salah satu pemeran utama.

Endingnya..pada pementasan drama paskah itu semua tokoh berkumpul. Menuk dan Hendra menyiapkan konsumsi aktor drama, Sholeh jadi Banser yang menjaga keamanan gereja, Surya bermain dalam drama, dan Rika di bangku jemaat. Sholeh berulangkali berusaha minta maaf pada Menuk soal tragedi di restoran Cina (yg akhirnya papinya Hendra meninggal, dan Hendra semacam turn to be a good man). Tapi menuk yang masih kesal merasa suaminya itu hanya mengganggu kerjanya membagikan konsumsi, jadi ditolak saja untuk bicara. Lalu ditengah pementasan, Sholeh masuk ke gereja untuk melihat Surya bermain drama. Tak disangka Sholeh menemukan bungkusan yg entah dari mana sumbernya ada di kolong salah satu kursi jemaat. Ketika dibuka ternyata isinya adalah bom (aaih..i really love reza's acting on this scene, and most of the others scenes ;p). Setelah perang batin, meski mulutnya suka kasar terhadap yang non-Islam, akhirnya Sholeh memutuskan mengambil bom itu dan kabur keluar kemudia meledak bersama bom tersebut. Didetik2 terakhir Sholeh memilih mati melindungi ratusan jemaat kristiani, istrinya yg menyiapkan konsumsi, dan banser lainnya di situ.

Udah deh sampe situ aja saya ceritanya.

Sekarang soal kenapa menurut saya film ini bagus?
Karena memotret secara imbang.
Tidak melulu orang Islam digambarkan paling baik. Menurut saya Islam adalah satu2nya agama yang Alloh terima. Agama yg benar dan baik. Tapi bukan berarti orang2nya selalu benar dan baik. Orang islam ada juga yang mulutnya kasar, yang suka memukul, yang gemar bergunjing. Begitu juga orang kristen dan agama lain, ada yang baik dan nggak baik. Dan itu semua bukan dipotret dari apa agamanya atau apa suku bangsanya, tapi dipotret dari apa perbuatannya.
Dengan sesama manusia meski berbeda keyakinan pun Allah memerintahkan kita untuk saling menghormati dan berbuat baik. Apalagi dengan yang sesama Islam.

Yang juga masih menjadi TandaTanya buat saya adalah:
Tapi kenapa kadang sesama muslim tapi beda organisasi saja bisa sampai saling bergunjing?
Masih pentingkah perbedaan bahkan di tubuh Islam sendiri? 

Belum pantas seseorang disebut Mukmin kalau belum bisa mewujudkan persaudaraan, begitu kan yang Rasul ajarkan?